Ramayana Ballet Purawisata

RAMAYANA BALLET PURAWISATA

Penulis: Ikahani Latifah

Editor: Cerry Surya Pradana

     Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam seni dan budaya. Hampir setiap daerah memiliki seni pertunjukan yang memiliki nilai seni dan keunikan tersendiri. Seni pertunjukan merupakan suatu bentuk sajian pentas seni yang dipertunjukan kepada orang banyak oleh pelaku seni yang disajikan untuk memberikan hiburan. Seni pertunjukan pada dasarnya tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, namun seni pertunjukan juga berfungsi sebagai ritual, pendidikan, dan kritik sosial. Salah satu daerah yang memiliki keragamana seni pertunjukan adalah Pulau Jawa. Seni pertunjukan yang ada di Pulau Jawa sangat banyak mulai dari tarian, musik tradisional, serta atraksi budaya lainnya. Salah satu seni pertunjukan yang masih tetap dipertunjukan hingga kini adalah Sendratari Ramayana

    Sendratari Ramayana merupakan sebuah pertunjukan yang menggabungkan tari dan drama yang mengisahkan cerita tanpa dialog. Pertunjukan ini melibatkan para penari dan pengrawit lokal. Pengrawit merupakan orang yang memainkan gamelan  pada saat jalannya pertunjukan Sendratari Ramayana. Sendratari Ramayana juga dapat disebut dengan Ramayana Ballet. Di Pulau Jawa, Sendratari yang sangat terkenal terdapat di Candi Prambanan, Jawa Tengah. Namun, dalam artikel ini penulis akan membahas tentang Ramayana Ballet di Purawisata, Yogyakarta.

     Purawisata merupakan objek wisata yang menampilkan atraksi budaya berupa pertunjukan Sendratari Ramayana. Purawisata terletak di Jalan Brigjend Katamso-Ireda, Yogyakarta. Lokasi ini sangat strategis karena berada di tengah-tengah kota. Selain itu, Purawisata sangat dekat dengan Kraton Yogyakarta. Jarak antara kedua tempat tersebut kurang lebih 800m. Akses jalan yang dilalui sangat mudah untuk kendaraan roda dua maupun roda empat. Lokasi Purawisata sangat mudah diakses melalui Google Maps.

     Ramayana Ballet Purawisata didirikan secara administrasi resmi pada tanggal 10 Agustus 1976.  Pendirian Purawisata ini digagas oleh Dahanan, pimpinan Purawisata dari dahulu hingga sekarang. Pada waktu itu, Ramayana Ballet Purawisata didirikan untuk mengisi kekosongan hiburan malam. Selain itu, Purawisata ini didirikan agar wisatawan mancanegara dapat menikmati pertunjukan Ramayana secara rutin pada malam hari.

     Pada awal pendirian, Ramayana Ballet Purawisata bernama Ramayana THR Sasanasuka. THR adalah singkatan dari Taman Hiburan Rakyat. Pada waktu itu, Ramayana THR Sasanasuka menampilkan pertunjukan berupa Wayang Orang, Kethoprak, dan Ramayana. Pada awal tahun pendirian, pementasan Ramayana ditampilkan bersama dengan penampilan Wayang Orang. Ramayana tampil setelah pertunjukan Wayang Orang di panggung yang sama. Pada awalnya, pertunjukan Wayang Orang banyak dinikmati oleh masyarakat. Namun, lambat laun jumlah penonton Wayang Orang mulai menurun. Hal tersebut berakibat pada penerimaan pendapatan Ramayana THR Sasanasuka menurun sehingga pendapatan tersebut tidak mencukupi biaya operasional sehari-hari. Melihat permasalahan tersebut, sebagian senior yang tergabung dalam Wayang Orang meminta agar pertunjukan Wayang Orang dan Ramayana dipisah di panggung yang berbeda. Para senior berpendapat bahwa Wayang Orang dapat menghasilkan pendapatan yang memadai tanpa adanya tambahan pentas Ramayana.

     Pada tahun 1984 Ramayana THR Sasanasuka diliput oleh TV ZDF Jerman Barat. Dengan adanya liputan tersebut, Ramayana THR Sasanasuka dikenal di daratan Eropa. Kemudian, pada tahun 1985 Ramayana THR Sasanasuka mendapatkan undangan untuk tampil di Eropa. Selama 3 bulan, mereka tampil di Switzerland, Barcelona, dan Spanyol. Selama itu juga mereka menginap di Perancis. Setelah 3 bulan, mereka kembali ke Indonesia untuk berkarya kembali.

     Pada tahun-tahun awal pendirian, Ramayana THR Sasasnasuka mengalami kesulitan dalam menemukan penari yang handal. Penari yang dibutuhkan  untuk pertunjukan tidaklah sedikit. Bapak Dahanan kemudian meminta bantuan kepada penari muda berbakat bernama Marcus Pardiman dan Suyadi untuk menghimpun penari-penari untuk memainkan peran di Ramayana THR Sasanasuka. Mereka pun bersama-sama berlatih menari untuk memainkan peran yang telah ditentukan.

     Tidak hanya kendala pemain saja, namun Ramayana THR Sasanasuka juga mengalami hambatan dalam promosi. Pada tahun-tahun 80-an dan 90-an media informasi belum secanggih sekarang. Mereka hanya mengandalkan Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan, dan dinas-dinas yang lainnya untuk membantu THR Sasanasuka dalam promosi. Pada tahun 1988, Ramayana THR Sasanasuka dibawahi oleh PT Ganesha Dwipaya Bhakti. Tempat yang memiliki luas area 2,4 ha ini kemudian berganti nama menjadi Purawisata. Alasan berganti nama menjadi Purawisata karena ingin menghilangkan kesan buruk “hiburan malam” serta fokus pengunjung Purawisata ini adalah wisatawan mancanegara. Dahulu, Purawisata ini menjadi pusat rekreasi keluarga terpadu. Namun, fungsi tersebut berubah ketika berganti nama menjadi Mandira Baruga Purawisata. Nama Mandira Baruga didapat dari perusahaan yang mengadakan sayembara. Mandira Baruga memiliki arti tentang kesucian yang mendasar seluruh dinamika seni dan budaya untuk membangun Yogyakarta menjadi gerbang budaya dunia.

     Pada sekarang ini, Purawisata hanya menampilkan pertunjukan Ramayana saja. Pertunjukan ini diadakan di Amphi Theater. Pertunjukan ini ditampilkan pada setiap hari mulai pukul 20.00-21.30. Purawisata tetap melakukan pertunjukan Ramayana setiap hari meskipun pada hari-hari besar maupun ada bencana seperti gempa. Hal tersebut tentu menjadikan Purawisata menjadi objek wisata yang memiliki keunikan karena atraksi budaya yang ditampilkan berjalan secara terus-menerus. Objek wisata ini pernah mendapatkan predikat “The Best In Town” karena telah berhasil menaikkan kunjungan wisatawan setiap tahunnya. Selain itu, Purawisata juga menerima rekor MURI dan penghargaan dari Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya Pemerintah Kota Yogyakarta karena telah berhasil menampilkan Ramayana Ballet selama puluhan tahun secara terus-menerus tanpa berhenti.

     Ramayana Ballet yang telah berumur 43 tahun ini memiliki beberapa penari handal yang setiap harinya tampil di pertunjukan Ramayana. Beberapa dari mereka ada yang masih anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Mereka berasal dari berbagai kalangan seperti pelajar, mahasiswa, seniman, dan penduduk lokal yang bergabung dalam sanggar-sanggar seni. Anak-anak yang menjadi pengisi dalam pertunjukan Ramayana biasanya memainkan peran sebagai pasukan kera. Meskipun masih anak-anak, mereka sangat lincah dan luwes dalam menari.

     Pertunjukan Ramayana di Purawisata dilakukan di amphitheater berupa panggung terbuka. Amphitheater memiliki tempat duduk yang memuat kapasitas kurang lebih 600 orang. Di tempat ini juga terdapat tempat untuk pengrawit (pemain gamelan) menabuh gamelan, tepatnya di samping panggung Amphi Theater. Di dekat kursi penonton yang paling atas juga terdapat toilet dan rest area. Pengunjung yang akan memasuki amphitheater harus memperlihatkan tiket kepada petugas. Setelah itu, penonton akan mendapatkan selembar kertas berupa alur cerita Ramayana. Cerita yang disediakan ada yang ditulis dalam bahasa Indonesia, Korea, China, Jepang, Inggris, Jerman, Polandia, Spanyol, dan Belanda. Purawisata menyediakan cerita dalam banyak bahasa karena sasaran pengunjungnya memang wisatawan mancanegara. Selain mendapatkan kertas alur cerita Ramayana, pengunjung juga akan mendapatkan air mineral gratis.

     Di sebelah selatan panggung Ramayana Ballet, atau sebelum masuk ke area panggung pementasan, terdapat restoran yang bernama “Mandiri Baruga Restaurant Park”. Suasana yang disajikan di Mandira Baruga Restaurant Park adalah kombinasi antara budaya Jawa-Indonesia. Pada arsitektur restoran tersebut memiliki gaya bangunan Kraton Yogyakarta. Selain itu, makanan yang disajikan juga makanan tradisional Jawa dan khas masakan Indonesia. Ketika pengunjung makan malam di tempat ini, mereka dapat mendengarkan alunan gamelan secara langsung dari pengrawit-pengrawit lokal yang bertugas memainkan gamelan ketika makan malam berlangsung. Waktu makan malam di Mandira Baruga Restaurant Park berlangsung mulai pukul 18.00 – 20.00 WIB. Setelah itu, pengunjung dapat melanjutkan menonton pertunjukan Ramayana Ballet di amphitheater mulai pukul 20.00 – 21.30 WIB.

     Secara garis besar, Ramayana Ballet menceritakan tentang kisah cinta Rama dan Shinta. Cerita ini diambil dari relief yang berada di Candi Prambanan. Ramayana Ballet ini juga bisa dikatakan sebagai cerita dari perjuangan Rama melawan Rahwana yang berusaha merebut Shinta darinya. Rahwana adalah Raja dari Kerajaan Alengka yang memiliki sifat jahat dan memiliki keinginan yang sangat tinggi. Rama merupakan putra mahkota dari Kerajaan Ayodya yang memiliki sifat gagah dan berani. Sedangkan Shinta merupakan putri Prabu Janaka dari Kerajaan Mantili yang berparas cantik dan memiliki hati yang lembut. Di akhir cerita Ramayana, Rama akhirnya dapat bersatu kembali meskipun sebelumnya Rama meragukan kesucian Shinta. Namun, berkat kejujuran dan kesetiaan Shinta, Shinta tidak terbakar oleh api pembuktiannya kepada Rama.

Harga tiket masuk Ramayana Ballet Purawisata berbeda-beda antara tiket wisatawan domestik dengan wisatawan mancanegara. Adapun tiket tersebut antara lain sebagai berikut:

Wisatawan Domestik Pertunjukan Ramayana Ballet Rp 110.000,00/orang
Pertunjukan Ramayana Ballet + Dinner Rp 255.000,00/orang
Wisatawan Mancanegara Pertunjukan Ramayana Ballet Rp 300.000,00/orang
Pertunjukan Ramayana Ballet + Dinner Rp 450.000,00/orang

     Tiket Ramayana Ballet Purawisata dapat diperoleh dari aplikasi booking online maupun secara langsung di Purawisata. Purawisata juga dapat melayani reservasi melalui nomor telepon dan website resmi Purawisata. Namun, wisatawan yang akan menonton pertunjukan Ramayana Ballet Purawisata tidak harus melakukan reservasi terlebih dahulu. Wisatawan dapat langsung datang ke lokasi dan mengisi nama pengunjung di kantor depan reservasi. Kemudian pengunjung akan diantarkan oleh petugas menuju tempat pembayaran tiket.

     Ramayana Ballet Purawisata memiliki tempat parkir yang cukup luas. Tempat parkir ini tepat berada di halaman depan Purawisata. Biaya parkir per kendaraan berbeda-beda. Tarif sepeda motor akan dkenai biaya sebesar Rp 2.000,00, Mobil sebesar Rp 5.000,00, dan bus sebesar Rp 25.000,00. Jika parkir sudah penuh terutama penuh dengan bus, maka bus akan diarahkan untuk parkir di sekitar Kraton Yogyakarta. Adapun biaya yang harus dibayar sebesar Rp 50.000,00.

     Hingga kini, Ramayana Ballet Purawisata menjadi satu-satunya tempat untuk mengenal budaya dan edukasi pertunjukan Ramayana bagi wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara di Yogyakarta. Tempat ini memiliki kualitas pelayanan yang baik dan fasilitas yang disediakan sangat nyaman. Tempat ini sangat cocok untuk semua pengunjung mulai dari anak-anak hingga dewasa. Ramayana Ballet Purawisata sangat layak untuk menerima apreasi dan sambutan yang baik karena tempat ini memiliki misi mempertahankan budaya Indonesia dan mengenalkannya kepada dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.