Candi Sambisari Yogyakarta, ‘Harta Karun’ yang sempat terpendam

Sugeng siang, Kanca-Kanca yang super. Yuk sekarang Kanca-Kanca saya ajak membicarakan tentang salah satu candi yang ada di Yogyakarta. Sebentar, sebentar, candiii? Wah musyrik nih😱. Eiiits, tunggu dulu, sebelum merambah ke persoalan yang tidak jelas, perlu kita luruskan dulu. Di sini kita belajar bersama, bukan terus mengajak memuja candi 😒😒.

“Hanya Orang yang Kurang Belajar, Mengatakan Musyrik Pada yang Tidak Diketahuinya” – SUPER

Yogyakarta dikenal terutama karena budayanya, baik yang bergerak maupun tidak bergerak, bendawi maupun non bendawi. Salah satu hasil budaya yang banyak ditemukan di DIY adalah candi. Kok bisa ya banyak candi di DIY? Sik, sik, sik, sabar duluuu. Baca sampai akhir ya.

Salah satu candi yang terkenal di DIY adalah Candi Sambisari, yang terletak di Dusun Sambisari, Desa Purwomartani Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta *nggak usah diapalin yang penting paham 😅. Nah, yuk mulai masuk ke materi pembahasan kita (uuum… malah seperti kuliah)

AKSES

Akses menuju Candi Sambisari amatlah sangat mudah banget (lebay tingkat akut 😪). Candi ini dekat dengan Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta dan memiliki cukup banyak petunjuk. Jalannya yang lurus-lurus saja (mungkin sudah dapat hidayah 😅😅), membuat candi ini mudah diakses. Moda trasnportasi yang dapat digunakan juga beragam.

Kanca-Kanca dapat menggunakan transportasi darat yang manapun, jadi tidak perlu khawatir dengan budget. Saran saya, sebaiknya menggunakan kendaraan pribadi seperti motor atau mobil. Apabila rombongan, dapat juga menggunakan bus ukuran berapapun. Kendaraan umum juga banyak dijumpai, akan tetapi sayangnya Kanca-Kanca harus berjalan cukup jauh untuk menuju ke candi, dari titik pemberhentian.

Jadiii, bagaimana akses menuju Candi Sambisari? Tergantung dari mana Kanca-Kanca berangkat. Untuk yang mudah aksesnya, kita berangkat dari Bandara Adisucipto saja. Nah, dari Bandara Adisucipto, Kanca-Kanca mengambil arah ke timur. Melajulah santai saja, karena sekitar 300 meter dari lampu merah pertigaan Bandara Adisucipto, ada petunjuk arah Sambisari di kanan dan kiri jalan (hati-hati terlewat). Belok kiri ke arah utara. Kanca-Kanca melaju luruuus saja hingga mentok dan menemukan Candi Sambisari. Mudah ‘kaaan? 😀 Klik link di sebelah yaa >>> Arah Candi Sambisari dari Kota Yogyakarta

Arah menuju Candi Sambisari, dapat dicari menggunakan GPS juga lho. Kalau tersesat, jangan lupa gunakan PPS 😜😜

FASILITAS

Setibanya Kanca-Kanca di lokasi ini, ada beberapa fasilitas yang mendukung kegiatan wisata di sekitar Candi Sambisari. Di antaranya:

  • Parkir kendaraan – Motor, Mobil, Bus (Helipad belum ada 😁)
  • Warung makan sederhana (ada juga warung bakso dan pedagang makanan keliling)*
  • Mushola di dalam candi (tersedia sarung, mukena, dan sajadah)
  • Masjid di luar candi (tersedia sarung, mukena, dan sajadah)
  • Kamar mandi + toilet (hanya ada 1 di dalam candi)
  • Ruang Informasi
  • Loket Tiket
  • Toko Suvenir
* 100 meter di sebelah utara Candi Sambisari terdapat rumah makan unik yaitu Soto Bathok (soto yang disajikan dalam tempurung kelapa yang sudah dikeringkan). Harganya terjangkau, sebesar Rp 5.000,-/ porsi (umumnya satu orang memesan 2 porsi karena isi 1 porsi tidak terlalu banyak). Suasanya asri karena dikelilingi oleh sawah.
*FYI: di sebelah selatan Candi Sambisari juga ada soto serupa, akan tetapi apabila Kanca-Kanca ingin mendapatkan suasana yang lebih tenang dan pemandangan sawah, silahkan datang ke lokasi soto bathok di sebelah utara candi. Kalau soal rasa sih sama saja. Akan tetapi, “suasana” mempengaruhi “rasa” *ecieee 😆
BTW ini bukan iklan lho ya 😝😝
TIKET

Tiket masuk Candi Sambisari amatlah terjangkau, sebesar Rp 5.000,- (wisnus) dan Rp 10.000,- (wisman). Sayangnya belum ada jasa pemandu wisata di candi ini, meskipun beberapa kali terlihat ada beberapa pemandu lokal yang menanti kedatangan wisatawan di dalam candi.

Untuk rombongan maupun ‘kegiatan khusus’ (pre-wedding, kunjungan sekolah, kuliah lapangan, study tour yang banyak tour.nya daripada study.nya 😅😅), sangat disarankan untuk lapor terlebih dahulu ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCP) DIY. Caranya, klik link di sebelah yaa >>> BPCP DIY

Loket Tiket Candi Sambisari (Dokumentasi: CSP)

Ssssst, ada bocoran cara untuk dapat keringanan harga tiket nih (tapi khusus rombongan yaa). Untuk rombongan pelajar maupun mahasiswa, dapat memperoleh potongan harga apabila melakukan pengajuan kunjungan ke BPCN. Mangga, Kanca-Kanca dapat mencoba tuh

Tanya dooong: Harus banget ya lapor dulu ke BPCB DIY?
Jawab juga doooong: Tidak diwajibkan, tapi disarankan. Aturan mengenai kewajiban melapor ke BPCB sampai saat ini juga belum ada. Laporan ini untuk memberikan pemahaman kepada pihak BPCB selaku bidang pelestarian di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan, mengenai apa yang akan Kanca-Kanca lakukan di candi tersebut (ingat: laporan hanya untuk event khusus maupun wisatawan rombongan) #super

SEJARAH*

Yuk, yuk, masuk ke pokok pembahasan yang agak serius ✌
Candi Sambisari diperkirakan dibangun pada abad ke-9 oleh Rakai Garung, Raja Mataram Kuno dari Wangsa Syailendra. Candi ini ditemukan dengan tidak sengaja oleh seorang petani yang sedang mencangkul. Suatu saat, petani tersebut merasakan cangkulnya menghantam batu keras, yang setelah dilihat ternyata batu tersebut memiliki pahatan. Penemuan ini kemudian dilaporkan, dan kemudian ditindaklanjuti oleh Balai Arkeologi Yogyakarta untuk diteliti dan dilakukan ekskavasi (penggalian).
*baca lebih lengkap di sini yaa >>> Candi Sambisari – Perpusnas

KEUNIKAN
Miniatur Candi Sambisari yang Terletak di dalam Ruang Informasi (Dokumentasi: CSP)
Berikut ini merupakan beberapa keunikan yang dapat Kanca-Kanca temukan di Candi Sambisari:
Pertama, candi ini memiliki kompleks yang terbilang lengkap. Hal ini ditandai dengan adanya 3 gerbang (pagar keliling dengan gapura di tengahnya) yang mengelilingi Candi Sambisari, sehingga candi ini memiliki 3 buah teras. FYI: 3 teras ini terdiri atas teras profan, semi-profan, dan sakral (candi utama). Di samping itu, candi ini memiliki 3 buah candi perwara *mengenai profan/semi-profan/sakral berkaitan dengan fungsi pemanfaatan teras candi pada masa lalu.
Sambisari Tampak dari sudut Barat Daya (Dokumentasi: Sukma Suci Safitri)

Kedua, saat ini Candi Sambisari terlihat berada di bawah tanah (sktr 6,5m dari permukaan tanah). Bukan karena candinya jatuh atau dibuat di bawah tanah, tetapi karena tertimbun oleh erupsi Gunung Merapi. Jadi sebenarnya tanah yang ada di sekitarnya yang bertambah tinggi.

Ketiga, candi hindu ini merupakan candi yang diperuntukkan bagi Syiwa, yang ditandai dengan adanya lingga di bilik utamanya (Lingga melambangkan Syiwa, sekaligus simbol kesuburan pria).Di samping itu, candi ini terbilang lengkap karena ada keluarga Syiwa yang diarcakan di candi ini sebagai pendamping Syiwa (ecieee, candi aja didampingi, masak kamu enggak 😆😆).

Arca Durga Mahesasuramardhini (Dokumentasi: CSP)
Keempat, keluarga Syiwa yang dimaksud adalah Durga Mahesasuramardhini (Durga yang mengalahkan Asura – raksasa yang mengusik kahyangan – Durga bertangan delapan di mana masing-masing tangan memegang senjata pinjaman para Dewa) yang menghadap ke utara, Ganesha (salah satu putra dari Syiwa yang juga Dewa Perang, kemudian di masyarakat berkembang menjadi Dewa Pengetahuan) yang menghadap ke barat. Serta Agastya (perwujudan Syiwa sebagai pertapa yang tinggal di bumi) menghadap ke selatan. FYI: Arca Ganesha umumnya menghadap membelakangi arah hadap candi, apabila menjadi bagian pendukung dari sebuah candi.
Arca Agastya (Dokumentasi: CSP)

Kelima,Kanca-Kanca disarankan untuk masuk dan melihat-lihat informasi terlebih dahulu di Ruang Informasi. Banyak yang didapatkan Kanca-Kanca jika masuk ke ruang ini, baik mengenai sebaran candi di DIY maupun informasi tentang Candi Sambisari secara khusus.

Keenam, tiga gerbang yang mengelilingi Candi Sambisari terbagi menjadi 2 bentuk. Gapura pada gerbang pertama diperkirakan berbentuk Gapura Bentar (gapura tanpa atap). Gerbang kedua memiliki Gapura Paduraksa (gapura yang tertutup bagian tengah atas). Gerbang ketiga juga memiliki Gerbang Paduraksa.

Ketujuh, setiap teras di Candi Sambisari (dan candi dengan tipe serupa) diperuntukkan bagi kasta yang berbeda. Teras paling luar (profan) bagi masyarakat umum. Teras kedua (semi-profan) bagi bangsawan dan pendeta. Teras ketiga (sakral) bagi pendeta utama. Saat ini fungsi tersebut sudah tidak dilaksanakan sesuai dengan penggunaan awal, karena masyarakat umum sudah dapat mengakses bagian manapun di candi ini.

Kedelapan, Candi Sambisari memperoleh sertifikat penghargaan dari Tripadvisor sebagai salah satu destinasi unggulan tahun 2014  😮😮😮

Arca Ganesha (Dokumentasi: CSP)
Sertifikat Penghargaan Keunggulan dari Tripadvisor (Dokumentasi: CSP)
PENUTUP

Naaaah, tunggu apalagi nih. Ayo, ayooo, segera datang dan kunjungi Candi Sambisari. Murah, meriah, ilmiah 😆😆Eiiits, jangan lupa untuk tetap sopan dan jaga kebersihan yaa. Jangan nyampaah yaa 😁😁

Memberikan Penjelasan Sembari Sarkam (Sadar Kamera 😅) (Dokumentasi: Sapto Aji)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.