Kontributor: Annamaria T. M.
Editor: Cerry Surya Pradana
Tampak Depan Gereja & Candi Ganjuran
Sumber : Dokumentasi Muhammad Aula Affan
Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran atau yang kerap disebut dengan Gereja Ganjuran merupakan Gereja Katolik Roma yang berada di Jalan Ganjuran, Sumbermulyo, Bambanglipura, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55764. Gereja ini terkenal dengan arsitektur bangunan yang merupakan akulturasi budaya Jawa dan Hindu. Akulturasi budaya Jawa disuguhkan dalam bentuk joglo sebagai gaya arsitektur Gereja, dan budaya Hindu dalam Candi di mana di dalamnya terdapat patung Yesus dalam busana kebesaran Jawa. Dikarenakan keunikannya ini, gereja tersebut memiliki banyak pengunjung, baik pengunjung yang akan ibadah, maupun pengunjung yang berwisata. Oleh karena itu, gereja ini juga terbuka bagi penganut non-Katolik yang ingin melihat keindahan arsitektur di gereja ini.
SEJARAH
Ganjuran berkembang ketika ada pengusaha dari Belanda, yang bernama Gulferd Schmutzer yang mendirikan pabrik gula bernama Gondanglipuro pada tahun 1860an. Kemudian pada tahun 1912 pabrik itu diserahkan kepada anaknya, yaitu Julius dan Joseph Schmutzer. Schmutzer bersaudara ingin menunjukan bahwa tidak semua orang Belanda yang datang ke Indonesia untuk menjajah. Maka ketika pengelolaan pabrik ditangani oleh Julius dan Joseph Schmutzer ini, beliau menerapkan Ajaran Sosial Gereja, yaitu tentang rerrum novarrum, yang bertumpu pada perhatian terhadap para buruh dan kaum lemah yang dianggap sebagai pekerja kasar.
Untuk memperkenalkan ajaran Katolik, Schmutzer mempunyai konsep yang bertujuan agar masyarakat mudah memahami iman Katolik, terlebih tentang siapa Yesus. Yesus dihadirkan dan di-inkulturasikan dalam budaya Jawa dengan membuat patung–patung (arca) Hati Kudus Yesus sebagai ‘Raja Jawa’, dengan pakaian kebesarannya. Lalu Schmutzer minta izin kepada Paus, untuk membuat patung Yesus yang bernuansa Jawa. Seiring berkembangnya waktu ada tiga patung yang terpampang di dalam gereja, yaitu ada patung Yesus, Bunda Maria, dan Malaikat.
Patung Yesus dalam Candi Hati Kudus Yesus
Sumber: Dokumentasi Muhammad Maula Affan
Kemudian pada tahun 1924, Schmutzer mendirikan gereja. Keinginan dari Schmutzer untuk membangun sebuah gedung gereja dengan mempunyai ciri khas bangunan Jawa tertunda sehingga gereja masih berbentuk gedung seperti pada umumnya dikarenakan adanya keterbatasan finansial. Gedung gereja pada akhirnya didirikan pada 16 April 1924.
Pada tahun 1927, sebagai ucapan syukur kepada Hati Kudus Yesus, Schmutzer mendirikan sebuah prasasti. Dalam membuat prasasti ini pun, juga terinspirasi dari apa yang diilhami dari budaya adat istiadat setempat. Kemudian Schmutzer juga membuat tempat berdoa pada Hati Kudus, yang mana tempat berdoa tersebut berupa candi. Di dalam candi itu ditahtakan Patung Hati Kudus Tuhan Yesus sebagai tempat berdoa yang berdevosi (KBBI: kebaktian yang tidak resmi, msial doa rosario dan penghormatan kepada santo) kepada Hati Kudus Tuhan Yesus.
Keunikan Gereja Ganjuran sangat terlihat pada bangunan yang memiliki akulturasi antara Eropa, budaya Jawa dan Hindu. Budaya Jawa dihadirkan dengan adanya Yesus dengan busana adat kebesaran Jawa. Patung tersebut terdapat pula di Candi dengan nuansa Hindu. Tak hanya patung Yesus namun juga ada Patung Malaikat dan juga Bunda Maria dalam busana Jawa. Dengan acuan konsep inkulturasi budaya Jawa terhadap gereja yang dicantaskan oleh Scmutzer bersaudara, dibuatlah Gereja dengan nuansa Joglo dengan ornament-ornamen khas Kraton.
Ruang Utama Gereja Ganjuran yang Kental Nuansa Jawa
Sumber: Dokumentasi Muhammad Maula Affan
Selain itu terdapat mata air di bawah candi yang biasa didoakan oleh para peziarah dengan harapan dapat menemukan kesembuhan bagi yang sakit. Mata air tersebut sudah dialokasikan dengan bantuan 9 keran di dekat candi. Beberapa peziarah pun kemudian membawa pulang atau meminum air tersebut dalam sebuah botol atau dirijen kecil setelah didoakan. Air tersebut dipercaya memberikan khasiat pengantara pengabulan doa oleh Yang Maha Esa.
Candi Hati Kudus Yesus Ganjuran (kiri) dan Ruang Utama Gereja Ganjuran (kanan)
Sumber: Dokumentasi Anisah Rizki Paramitha
PEMANFAATAN MASA KINI
Saat ini bagunan utama gereja berfungsi sebagai tempat ibadah. Candi juga dapat digunakan untuk ibadah, namun fungsi utama nya sebagai tempat berdoa dan berdevosi kepada hati kudus Yesus. Kapel Adorasi berfungsi sebagai tempat berdoa dan penghormatan terhadap sakramen Maha Kudus. Kemudian, terdapat patung Bunda Maria yang digambarkan dengan nuansa Jawa yang berfungsi sebagai tempat berdoa dengan berdevosi kepada Bunda Maria.
Terdapat juga beberapa pendopo untuk tempat transit wisatawan. beberapa pendopo yang dapat digunakan untuk beristirahat wisatawan yaitu Pendopo Julius Schmutzer, Joseph Schmutzer, Caroline Schmutzer. Nama pendopo tersebut diambil dari nama-nama tokoh penting dalam berdirinya Gereja Ganjuran. Selain itu ada pendopo kecil bernama Pendopo Tekle atau Sarjiyem. Nama pendopo ini diambil dari orang bernama Yu Tekle seorang yang cacat tangannya, yang sering membantu membersihkan gereja ini. Sebetulnya namanya bukan Tekle, hanya sebutan saja, karena tangannya cacat.
Altar Gereja Ganjuran
Sumber: Dokumentasi Muhammad Maula Affan
FASILITAS
Fasilitas yang dapat ditemukan di Gereja Ganjuran yaitu Kapel Adorasi, sekretariat gereja, pendopo peziarah, klahan parkir, toilet, dan toko suvenir. Gereja Ganjuran dikenal pula sebagai tempat ziarah yang nyaman, di mana peziarah dapat merasakan kesejukan, kerindangan, dan keheningan secara bersamaan. Selain itu di luar Gereja terdapat jajaran warung kelontong yang menyediakan kelengkapan rohani dan terdapat beberapa tempat makan.
Salah satu Ruang Transit untuk Umum di Gereja Ganjuran
Sumber: Dokumentasi Muhammad Maula Affan
Gereja Ganjuran sangat terbuka sebagai tempat ibadah. Pengunjung bebas berkunjung kapan pun dikarenakan tidak ada jam buka di Gereja Ganjuran. Peziarah dapat beristirahat di pendopo dengan beberapa syarat dan ketentuan yang sudah dipasang di tiap sisi pendopo. Hanya saja apabila sedang ada ekaristi/ ibadah, diharapkan peziarah menjaga keheningan dan tidak diperkenankan untuk naik ke Candi Hati Kudus Yesus. Hal tersebut dikarenakan ekaristi merupakan peristiwa sacral di mana menghadirkan Sakramen Maha Kudus.
LOKASI
Daftar Pustaka
Utomo, Gregorius. (2011). The Church of the Sacred Heart of Jesus at Ganjuran. Yogyakarta: Unggul Jaya.
Sumber Internet
Idzni, Zahrina. (2016). Gereja Ganjuran, Wisata Rohani Katolik di Bantul, diakses dari https://merahputih.com/post/read/gereja-ganjuran-wisata-rohani-katolik-di-bantul, diakses pada 1 Desember 2019.
Sugiyarto (ed). (2018). Uniknya Gereja Ganjuran Bantul, Akulturasi Indah Antara Jawa, Hindu-Buddha, dan Eropa, diakses dari https://www.tribunnews.com/regional/2018/03/06/uniknya-gereja-ganjuran-bantul-akulturasi-indah-antara-jawa-hindu-buddha-dan-eropa?page=4, diakses pada 3 Desember 2019.
Narasumber
Aris Dwiyanto, selaku Sekretaris Pelayanan Peziarah di Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran.